
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil meski ekonomi global sedang diliputi ketidakpastian akibat perlambatan ekonomi, tensi geopolitik, dan volatilitas pasar keuangan.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebut sektor keuangan nasional tetap kokoh menghadapi tekanan eksternal.
“Rapat Dewan Komisioner pada 26 Maret 2025 menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga,” ujarnya, Jumat (11/4).
Ekonomi global masih menunjukkan pola beragam. AS melambat dengan proyeksi kontraksi PDB dan pengangguran naik ke 4,2 persen. Sebaliknya, Tiongkok dan Eropa mencatat kinerja di atas ekspektasi.
OECD memotong proyeksi pertumbuhan global jadi 3,1 persen tahun ini, dan ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 4,9 persen.
Meski direvisi turun, kondisi domestik tetap solid. Inflasi Maret tercatat 1,03 persen, dan inflasi inti Februari 2,48 persen. Peringkat utang Indonesia juga tetap stabil di BAA2 dan BBB dari dua lembaga pemeringkat internasional.
ADVERTISEMENT
Dari sisi eksternal, posisi Indonesia relatif baik. Defisit fiskal 2,29 persen lebih rendah dibanding India dan Turki. Rasio utang luar negeri terhadap PDB 30,42 persen, dan transaksi berjalan surplus 0,63 persen.
Untuk menjaga stabilitas pasar, OJK menerbitkan kebijakan buyback saham tanpa RUPS selama enam bulan sejak 18 Maret 2025. Selain itu, OJK menunda implementasi short selling hingga enam bulan ke depan sebagai respons atas tekanan pasar pasca kebijakan tarif AS.
OJK juga mendukung langkah pemerintah dalam negosiasi tarif dan menjaga stabilitas sistem keuangan serta daya saing ekonomi. Penyesuaian juga dilakukan terhadap batas trading halt dan auto-rejection bawah di BEI.
Dalam mendukung BUMN, OJK mendorong optimalisasi peran BPI dan Lembaga Antara agar BUMN sektor keuangan tumbuh dengan tata kelola yang baik. Koordinasi dengan Bank Indonesia juga diperkuat dalam hal intermediasi, perizinan, inovasi digital, perlindungan konsumen, hingga ketahanan siber.
ADVERTISEMENT
Terakhir, OJK juga telah meluncurkan aplikasi data dan metadata sektor jasa keuangan terintegrasi untuk mendukung pengelolaan data yang lebih baik. Semua langkah ini diharapkan menjaga ketahanan sektor jasa keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Leave a Reply